Metode Tidak Langsung
Kebanyakan senyawa tidak dapat disintesis
secara langsung dari unsur-unsurnya. Dalam beberapa kasus,reaksi berlangsung
terlalu lambat,atau terjadi reaksi samping yang menghasilkan zat-zat selain
senyawa yang diharapkan.Dalam kasus-kasus ini ∆Hof dapat
ditentukan dengan cara pendekatan tidak langsung,yang didasarkan pada hukum
enjumlahan kalor(atau hukum Hess).Hukum
Hess (Hess’s law) dapat dinyatakan sebagai berikut :
Bila reaktan diubah menjadi
produk,perubahan entalpinya sama terlepas apakah reaksi berlangsung dalam satu
tahap atau dalam beberapa tahap.Dengan kata lain,jika kita dapat membagi reaksi
menjadi beberapa tahap reaksi di mana ∆Horeaksi dapat diukur
,kita dapat menghitung ∆Horeaksi untuk keseluruhann.Hukum
Hess didasarkan pada fakta bwa karena H adalah fungsi keadaan, ∆Ho
hanya bergantung pda eadaan
dan keadaan akhir (yaitu hanya pada sifat reaktan dan produk). Perubahan
entalpi akan sama apakah reaksi keseluruhan berlangsung dalam satu tahap atau
banyak tahap.
Analogi yang berguna untuk Hukum
Hess adalah sebagai berikut. Andaikan Anda pergi dari lantai dasar ke lantai
keenam uatu bangunan dengan tangga erjalan.Kenaikan energi potensial gravitasi
yang didapat (yang bersesuaian dengan perubahan entalpi keseluruhan proses)
akan sama terlepas apakah anda ergi langsung ke atas atau berhenti di setiap
lantai dalam perjalanan ke atas (membagi reaksi ke dalam beberapa tahap)
Katakanlah kita tertarik pada entalpi pembentukan standar
metana (CH4) .Kita dapat mewakili sintesis CH4 dari
unsur-unsurnya sebagai
C(grafit) +
2H2(g) à CH4(g)
Tetapi reaksi ini tidak berlangsung
seperti tertulis di atas,jadi kita tidak dapat mengukur perubahan entalpi
secara langsung.Kita harus melaksanakan cara tidak langsung,yang didasarkan
pada Hukum Hess. Untuk memulainya,reaksi berikut yang melibatkan C (grafit),H2,
dan CH4 dengan O2 semuanya telah dikaji dan nilai-nilai ∆Horeaksi diketahui
secara tepat
(a) C(grafit) +
O2(g) à CO2(g)
∆Horeaksi = - 393,5 kJ
(b) 2H2(g)
+ O2(g) à 2H2O ∆Horeaksi
= - 571,6 kJ
(c) CH4(g) + 2O2(g) à CO2(g) + 2H2O ∆Horeaksi = - 890,4 kJ
Karena kita ingin memperoleh satu persamaan yang hanya
mengandung C dan H2 sebagai reaktan dan CH4 sebagai
produknya,kita harus membalik reaksi (c) untuk mendapatkan
(d) CO2(g) + 2H2O(l) à CH4(g)
+ 2O2(g) ∆Horeaksi =
890,4 kJ
Tahapan berikutnya adalah menambahkan Persamaan (a),(b), dan
(d) :
(a) C(grafit) +
O2(g) à CO2(g)
∆Horeaksi = - 393,5 kJ
(b) 2H2(g)
+ O2(g) à 2H2O ∆Horeaksi
= - 571,6 kJ
(c) CH4(g) + 2O2(g) à CO2(g) + 2H2O ∆Horeaksi = - 890,4 kJ
Maka hasil nya :
C(grafit) +
2H2(g) à CH4(g) ∆Horeaksi
= -74,7 kJ
Seperti yang Anda lihat,semua spesi
yng tidak diperlukan (O2,CO2, dan H2O) hilang
dalam operasi ini.Karena persamaan ini mewakili sintesis 1 mol CH4
dari unsur-unsurnya kita peroleh ∆Horeaksi (CH4)
= -74,7 kJ/mol
Aturan umum dalam menerapkan hukum Hess adalah
bahwa kita sebaiknya menyusun serangkaian persamaan kimia (yang berhubungan
dengan beberapa tahap) sedemikian rupa,sehingga,ketika dijumlahkan,semua spesi
akan hilang kecuali reaktan dan produk yang diperlukan untuk keseluruhan
reaksi. Ini berarti bahwa kita menginginkan unsur-unsur pada ruas kiri dan
senyawa yang diperlukan di ruas kanan.Untuk mencapai ini,kita sering harus
mengalikan beberapa atau semua persamaan yang mewakili setiap tahap dengan
koefisien yang cocok.